Minggu, 02 Oktober 2011

RELASI DAN RELEVANSI ANTARA ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA.

Manusia merupakan makhluk sosial yang ingin selalu mencari kebenaran, dalam kaitannya dengan kebenaran yang ingin dicapai oleh manusia, ini bermacam-macam cara dan metode yang digunakan oleh manusia untuk mencapai sebuah kebenaran. Seperti yang telah dituliskan oleh H. Endang Saifuddin Anshari, MA. Dalam bukunya yang berjudul “ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA”. Dalam bukunya tersebut, Endang telah banyak memaparkan dan mengupas antara ilmu, filsafat dan agama, dari berbagai aspek, mulai dari telaah seputar bahasa(etimologi), istilah(terminologi), maupun berbagai pendapat para pakar, dan ilmuan yang menguasai dibidannya, dan hingga akhirnya mengambil kongklusi dari berbagai pernyatan-pernyataan yang telah dikupasnya, dengan mengambil nisbah antara ilmu, filsafat, dan agama.
            Dalam mencari, menghampiri dan menemukan  sebuah kebenaran, manusia dihadapkan dengan  tiga jalan utama yaitu, ilmu, filsafat, dan agama. Ketiga jalan inilah yang pada akhirnya nanti dapat mengantarkan manusia menemukan kebenaran  yang sesunggungnya(kebenaran yang haqiqi), dan masing-masing dari ketiga jalan ini  mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam mencari, menghampiri dan menemukan sebuah kebenaran.  Dari ketiga jalan ini pula,  yang pada akhirnya nanti mempunyai titik perbedaan, dan titik persamaan antara jalan yang satu dengan jalan yang lainnya.
            Dimulai dari yang pertama yaitu Ilmu Pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan merupan sebuah hasil usaha manusia yang tersusun dalam suatu sistem mengenai kenyataan, struktur, bagian-bagian,  dan hukum-hukum tentang ikhwal yang diselidikinya, (alam, manusia, dan agama), sejauh yang dapat dijangkau oleh akal pikir manusia yang dibantu oleh penginderaannya, yang kebenarannya dapat diuji secara empiris, riset dan experimental. Dan yang kedua yaitu Filsafat, dimana filsafat ini merupakan sebuah ilmu yang istemewa bila dibandingkan dengan ilmu yang lain. Dan filsafat ini merupakan sebuah ilmu yang cukup menarik dalam menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut diluar atau diatas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Sedangkan secara definitif, Filsafat merupakan hasil daya dan upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, menyelami dan mendalami secara radikal dan integral mengenai hakikat Tuhan, Alam Semesta, dan Manusia. Dan sikap manusia merupakan konsekuwensi dari pemahaman tersebut.
            Dan pembahasan yang ketiga yaitu Agama, dimana dalam mendefinisikan seputar Agama,  penulis lebih cenderung untuk mendefinisikan Agama secara umum, karena melihat banyak orang yang memberikan definisi mengenai Agama cenderung terikat dengan agama yang dianutnya. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya jika penulis mendefinisikan agama secara umum. Secara definitf, Agama merupakan sebuah tatanan kaidah, aturan-aturan dan hukum yang berasal dari Tuhan, yang berfungsi untuk mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam lainnya(nabati, hewani dan lain sebagainya), maupun hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
            Setelah mengetahui definisi mulai dari Ilmu Pengetahuan, Filsafat, dan Agama, pembahasan yang selanjutnya yaitu mengetahui persamaan dari Ilmu Pengetahuan, Filsafat, dan Agama, dengan melihat titik persamaan atau mengetahui relasi dan relefansi dari ketiga jalan tersebut. Pada dasarnya, tujuan dari ketiga jalan tersebut adalah sama  yaitu, mencari sebuah kebenaran. Dimana Ilmu Pengetahuan dengan metodenya sendiri, dapat menemukan kebenaran alam dan termasuk didalamnya yaitu manusia. Begitupun juga dengan Filsafat, Filsafat dengan wataknya sendiri pula telah dapat menemukan kebenaran, baik tentang alam maupun tentang persoalan-persoalan manusia yang belum terrjawab oleh Imu Pengetahuan, dikarenakan hal tersebut diatas dan diluar jangkauan Ilmu Pengetahuan. Begitupun juga dengan Agama, Agama dengan karatristiknya sendiri telah memberikan jawaban atas segala persoalan-persoalan asasi yang dipertanyakan oleh manusia, baik tentang alam, mansuia, maupun Tuhannya.
            Meskipun antara Ilmu Pegetahuan, Filsafat, dan Agama mempunyai banyak persamaan dalam objek kajiannya, akan tetapi selain mempunyai banyak persamaan, ketiganya juga memiliki titik singgung yang tidak kalah pentingnya untuk dibicarakan. Kalau dilihat dari sumbernya, baik Ilmu Pengetahuan, maupun Filsafat, keduanya  adalah memiliki sumber yang sama dalam memcari sebuah kebenaran, yaitu ra’yu(akal, budi, rasio, reason, nous, rede, vertand, Vernunft), sedangkan kalu Agama bersumberkan dari wahyu Tuhan. Dan diantara titik singgung yang lain antara ketiganya adalah kalau Ilmu Pengetahuan mencari kebearan dengan jalan penyelidikan(riset), pengalaman(empiri) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian. Sedangkan kalau Filsafat dalam menemukan kebenaran yaitu dengan melakukan pengembaraan atau mengelanakan akal budi secara radikal(mengakar), dan integral(menyeluruh), serta universal, dan tidak merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali ikatan tanggannya sendiri yaitu logika. Dan berbeda juga halnya dengan Agama, agama dalam mencari, dan menentukan kebenaran yaitu dengan mempertanyakan hal-hal yang asasi berdasarkan pengalamnnya, kepada kitab suci, kodifikasi Tuhan, dan wahyu-wahyu Tuhan untuk semua manusia di bumi.
            Kebenaran yang dihasilkan Ilmu Pengetahuan adalah kebenaran yang bersifat positif, artinya kebenaran tersebut berlaku sampai saat ini, sedangkan, kebenaran yang dihasilkan oleh Fisafat adalah bersifat spekulatif, artinya kebanaran yang dihasilkan Filsafat tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset, dan experimental. Baik kebenaran Ilmu pengetahuan maupun Filsafat, kedu-duanya adalah menghasilkan kebenaran yang sifatnya Nisbi(relatif), sedangkan kebenaran yang dihasilkan oleh Agama adalah bersifat mutlak(absolut), karena Agama sendiri bersumber dari Tuhan semesta alam yang Maha Besar, Mutlak, dan Maha Sempurna, yaitu Allah SWT. Selain itu, baik Ilmu Pengetahuan dan Filsafat, keduanya adalah dimulai dengan sikap sangsi, atau ketidak percayaan, sedangkan kalau Agama dimulai dengan sikap percaya dan Iman.(kh)