Selasa, 19 Juli 2011

TELAAH 40 HADITS IMAM KHUMAINI

            Ruhullah Imam Khumaini yang telah kita kenal sebagai revolusioner Islam Iran, merupakan seseorang yang fasih dibidang Akhlak dan Irfani.
Kefasihannya dibidang Irfani dapat kita lihat pada tulisan - tulisan ruhullah Imam Khumaini, salah satu tulisannya dibidang irfani yang dapat kita lihat sampai saat ini adalah “40 hadits: Telaah hadits Mistis dan Akhlak”, dalam penulisannya, ruhullah Imam Khumaini bersandar pada hadits” Barang siapa mengutarakan 40 hadits(dalam bentuk hafalan) kepada umatku sehingga ia memperoleh manfaat darinya, kelak pada hari kiamat Allah akan membangkitkannya sebagi seorang yang faqih(penuh pemahaman)lagi alim”, judul asli dari tulisan ini adalah “Syarh – I Chihil hadts”, selesai ditulis pada tahun 1939 ketika penulisnya berusia 37 tahun.
Dalam pembahasannya, penulis membahas 40 hadits yang berkenaan dengan masalah- masalah Tauhid, Akhlak dan Mistis.
            Dalam kaitannya dengan tulisan tersebut, penulis lebih menekankan pada penyucian diri(Tazkiyat al Nafs) atau jihat al Nafs, karena Tazkiyatal Nafs lebih susah dan lebih berat dari pada jihad dijalan Allah (Perang melawan musuh Allah).
Ketika Rasul SAW melihat pasukan yang kembali dari sebuah peperangan, beliau besabda” selamat datang wahai orag – orang yang telah melaksanakan jihad kecil, dan masih tersisa bagi mereka jihad akbar”ketika orang – orang itu bertanya tentang makna jihad Akbar itu, Rasul menjawa” Jihad melawan diri sendiri(Jihad al Nafs).
            Dari hadits diatas kita dapat mengetahui bahwa jihad melawan diri sendiri itu sangat susah dan berat, dan oleh sebab itu musti dengan latihan, dan yang musti kita ketahu dari hadits di atas, bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiiki 2 dimensi dan 2 alam, 2 dimensi tersebut adalah dimensi fisik(mulki) dan duniawi yaitu tubuhnya, dan 2 alam tersebut adalah alam batin/dimensi yang gaib dan alam malakut dari alam lain.
Jiwa manusia yang berasal dari alam ghaib dan malakut memiliki  beberapa maqom dan derajad, beberapa maqom dan derajad tersebut biasanya berjumlah 7,4, atau hanya 2, dan dari masing -  masing derajad tersebut terdapat 2 pasukan khusus, pasukan tersebut adalah pasukan Ilahi/ Aqlani dan pasukan Syaitan dan bala tentaranya, pasukan Ilahi ini akan menarik kearah tertinggi dan mengajaknya kepada kebahagian, sedangkan pasukan Sayaitan dan bala tentaranya ini akan menarik kearah yang terendah dan mengajaknya kepada kesensaraan.
Diatara kedua pasukan ini selalu terjadi pertentangan dan pertempuran, dan manusia merupakan arena pertempuran kedua pasukan tersebut, bila pasukan Ilahi yang memperoleh kemenangan maka manusia akan memperoleh kebahagian tertinggi dan rahmat, dan akan bergabung dengan para malaikat,  serta kelak akan dibangkitkan dalam kelompok para nabi, para wali, dan orang – orang sholeh, akan tetapi bila pasukan Syaitan dan bala tentaranya yang memperoleh kemenangan, maka manusia akan memperoleh kesengsaraan, kemarahan, dan kelak akan dibangkitkan dalam kelompok para syaitan, orang – orang kafir dan orang - orang gagal.
            Dari keterangan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Ruhullah Imam Khumaini dalam pembahasannya lebih menekankan pada ilmu kebathinan dari pada sekedar pengertian ataupun definisi yang hanya menjelaskan makna dan pengertian tanpa menghadirkan hati yang hanif kedalam diri kita.(kh)