Sabtu, 07 Desember 2013

Islam Toleran Islam Universal [1]

Dengan kehendak dan kekuasan-Nya, Tuhan sendiri yang akan memutuskan sesuai dengan amal pembuatan setiap hambanya, tak terkecualai Yahudi, Kristen, Sabi’in ataupun Nasrani. Polemic memeng, pernyataan tersebut mengundang polemic ditengah public. Seperti yang dinyatakan oleh Syafi’I Maarif dalam pengantarnya pada bukunya Zuhairi Msrawi yang berjudul “al Qur’an Kitab Toleran: Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lilalâmin”. Berkaitan dengan pernyataan diatas, Syafii Ma’arif mencoba menafsirkan Qs: al Baqarah: 62 dan Qs: al Maidah: 69 sesuai dengan penafsiran Hamka seperti yang ditulis dalam kitab Tafsirnya al Azhar.
Polemic tersebut muncul akibat adanya pernyataan yang menyatakan bahwa ayat tersebut telah diabrogasi oleh ayat lain, khususnya Qs: Ali Imran: 85. Disisi lain Hamka sendiri menyatakan bahwa ayat tersebut Qs: al Baqarah: 62 dan Qs: al Maidah: 69 tidak dihapuskan oleh Qs: Ali Imran: 85, melainkan ayat tersebut lebih tepatnya adalah sebagai penguat atas ayat sebelumnya. Karena pada hakikatnya Islam merupakan agama yang menyuruh umatnya untuk percaya kepada Allah SWT dan percaya akan adanya kebangkitan hari akhir. Ini artinya imam atau rasa kepercayaan tersebut hendaknya melingkupi segala kehendandak dan segala firman-Nya, tak terkecuali para Nabi dan utusan-Nya Nabi Muhammad SAW dengan tak terkecuali. Dan hendaklah keimanan tersebut termanifestasikan kedalam amal ibadah yang nyata dan diikuti oleh amal saleh sebagai bentuk pentaukitan atas keimanan yang kita amalkan.
Memahami Islam hakikatnya belajar atas segala kebesaran dan kekuasan Tuhan atas segala makhluknya, karena pada hakikatnya Islam adalah rahmat bagi seluruh alam(Is;lam Rahmatan Lilallâmin). Berkaitan dengan kedua ayat diatas, Hamka menambahkan bahwa“Apabila Qs: al Baqarah: 62 dan Qs: al Maidah: 69 dinasakh oleh Qs: Ali Imran: 85, maka yang timbul akibat ambrogasi atas ayat tersebut adalah fanatisme Islam, walaupun pada hakikatnya tidak pernah mengamalkan ajaran Islam”. Dan ini jelas bertentangan dengan pesan universal Islam itu sendiri, yaitu Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama hadirnya keberagaman adalah suatu keniscayaan, itu artinya dalam kehidupan social kita tidak bisa lepas dengan perbeedaan. Perbedaan itu muncul dalam banyak hal, suku, budaya, ras, dan agama sekalipun. Selain itu sudah merupakan sunatullah adanya perbedaan di dunia ini. Dan sunatullah tersebut merupakan landasan dasar untuk setiap manusia agar saling berinteraksi dan bersosialisasi antar sesama umat manusia.
Meskipun demikian, kita tidak bisa melegitimasi bahwa pendapat Hamka-lah yang dinilai benar, melainkan ada juga berbagai kalangan yang contra atas penafsiran ayat-ayat tersebut. Mereka yang kontra akan pendapat Hamka menyatakan bahwa, hadirnya al Baqarah: 62 dan Qs: al Maidah: 69 dinaskh oleh Qs: Ali Imran: 85. Adalah kebenaran Islam yang universal karena setelah dihapusnya 2 ayat diatas, maka Allah tidak menerima agama-agama lain selain Islam. Namun, apakah benar demikian?
Perbedaan atas penafsiran al Qur’an sendiri merupakan khazanah islam yang begitu besar dan patut kita syukuri bersama. Adanya perbedaan tersebut bukanlah hadir untuk saling menjatuhkan dan mengangap pendapatnya yang paling benar, melainkan perbedaan tersebut hadir untuk saling memamahami, mengerti, dan belajar atas perbedaan yang ada. Karena pada hakikatnya peradaban yang besar tidak dilahirkan atas kefanatikan dan legeitimasi atas kelompok pribadi melainkan atas kerjasama dan kerja keras antar semua manusia yang hadir dengan perbedaan yang mereka miliki.(kh)



 Penulis adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
 Sabiin merupakan sebutan bagi kaum sebelum Nabi Muhammad yang mengetahui serta mempercayaai adanya Tuhan yang maha esa, serta mempercayaai adanya pengaruh bintang-bintang.
 Bunyi ayat tersebut adalah
Qs: al Baqarah: 63
62. those who believe (in the Qur'an), and those who follow the Jewish (scriptures), and the Christians and the Sabians,- any who believe In Allah and the Last Day, and work righteousness, shall have their reward with their Lord; on them shall be no fear, nor shall They grieve.
Qs: al Maidah: 69
69. those who believe (in the Qur'an), those who follow the Jewish (scriptures), and the Sabians and the Christians,- any who believe In Allah and the Last Day, and work righteousness,- on them shall be no fear, nor shall They grieve.
 Bunyi ayat tersebut adalah 
85. if anyone desires a Religion other than Islam (submission to Allah., never will it be accepted of him; and In the Hereafter He will be In the ranks of those who have lost (All spiritual good).\
 Kata pengantar disampaikan oleh Prof.Dr. Ah Syafi’I Maarif dalam bukunya Zuhairi Misrawi “al Qur’an Kitab Toleran: Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil Alâmin”
 Bunyi ayat tersebut adalah
19. the Religion before Allah is Islam (submission to His Will): nor did the people of the Book dissent therefrom except through envy of Each other, after knowledge had come to them. but if any deny the Signs of Allah, Allah is swift In calling to account.